BLOGGER TEMPLATES AND Zwinky Layouts »

Minggu, 01 Februari 2015

Dreyse Needle Gun: The First Bolt Action Rifle


Kalo lo suka ngeliat film perang dunia 2, pasti tidak asing dengan senapan bolt-action rifle. Nah, kali ini kita bakal ngeliat 'bapak'nya dari semua bolt-action rifle diatas. Dreyse Needle Gun everybody~


Nama:Dreyse Nadelgewehr
Tipe:Bolt-Action Rifle
Asal:Prussia, Jerman
Periode Pemakaian: 1866-1873
Desainer:Johann Nikolaus von Dreyse
Kaliber: 15.4mm Dreyse
Panjang:142cm
Berat: 4.7kg
Kapasitas Magasin:  Single Shot
Rate of Fire: ~12 Peluru/Menit
Jarak Efektif: ~ 600m

Brief Introduction to Bolt Action Mechanism


Sebelum saya cerita soal senjata Dreyse ini, alangkah baiknya saya jelasin dulu apa sih yang dimaksud dengan mekanisme bolt action. Bolt action adalah salah satu jenis mekanisme senjata api dengan cara menggerakkan tuas (bolt) yang terletak pada pangkal senjata (mekanisme gerakkannya kurang lebih mirip slot kunci pintu).

Komponen "bolt" pada senapan mosin-nagant. spring ada di no.5, dan firing pin ada di no.4

Nah, apa aja sih yang ada pada mekanisme bolt action? Didalam bolt, terdapat dua komponen utama selain bolt itu sendiri (komponen lainnya bervariasi tergantung jenis riflenya). Komponen tersebut ialah spring (pegas) dan firing pin (sebagai pemicu primer amunisi). Selanjutnya, apa sih yang terjadi pada bolt? Saat bolt ditarik, firing pin akan terkokang dan tertahan oleh pegas (kecuali Lee-Enfield dimana proses pengokangan dilakukan dengan mendorong bolt). Saat pelatuk ditekan, pegas yang tertahan tadi dibebaskan dan firing pin akan memicu primer (mirip bolpen f@ster "cetek").

Background
Johann Nikolaus von Dreyse, perancang Dreyse Nadelgewehr

Sampai pertengahan abad ke-19, model senapan di Eropa masih menganut konsep "rifled musket". Sekedar info, rifled musket adalah rifle namun proses pengisian pelurunya dari ujung barrel seperti musket. Senjata model ini ribet untuk digunakan. Selain ribet, mengisi senjata ini juga dilakukan sambil berdiri .Kondisi tersebut berarti membiarkan diri mereka terbuka selama 1 menit didepan musuh yang siap menembak.
Foto pengisian musket(source leojames.blogspot.com), atau satu menit antara hidup atau mati....

Johann Nikolaus von Dreyse awalnya mengembangkan konsep "bolt-action" pada rifle musket agar lebih mudah mengokang pelatuk. Kemudian dia menyadari bahwa konsep tersebut bisa diterapkan untuk membuat mekanisme senjata baru. Pada tahun 1836, dibuatlah Dreyse NadelGewehr (lit. Needle Rifle).  Pada tahun 1841, senapan Dreyse ini menjadi senapan standar pasukan Prusia.

Design
Bagian breech senapan dreyse saat dibuka, karena tidak ada magasin, bagian dalam breech lebih "polos"
Senapan dreyse cukup sederhana dari segi design. Adapun yang beda adalah desain pada boltnya. Dibandingkan dengan desain bolt pada umumnya, bolt senapan dreyse dikonfigurasikan dalam posisi sedikit tegak dibandingkan senapan bolt action lain. Pada bagian bolt, terdapat firing pin yang menyerupai jarum (maka dari itu disebut "needle rifle"). Dreyse tidak memiliki magasin, sehingga peluru baru hanya dapat dimasukkan setelah menembak.

Bolt dari senapan dreyse, bagian jarum yang "nyembul" itulah asal dari nama senjata ini


Peluru dreyse memiliki kaliber baru (lihat diatas). Amunisi dreyse memiliki casing yang terbuat dari bahan kertas yang sudah dilapisi oleh minyak. Casing kertas akan (diharapkan) terbakar habis saat pembakaran mesiu. Bagian primer peluru dreyse tidak terletak pada pangkal peluru namun di antara mesiu dan projektil. Kenapa ga di pangkal amunisi seperti peluru modern? Primer pada peluru dreyse akan ikut "terbang" bersama dengan projektil saat pembakaran, sehingga pada bagian dalam senapan akan tetap "bersih".

Detil dari amunisi dreyse (kiri) dan senapan chassepot (kanan) perhatikan letak primer dreyse yang berada di tengah amunisi.


Operation and Impact

Lukisan tentara Prussia pada era 1860an. Needle Rifle meningkatkan kecepatan tembak mereka secara signifikan

Dreyse memulai debutnya saat perang unifikasi Jerman. Pada tahun 1866, Prusia, Austria, dan konfederasi Jerman lainnya sedang bertikai. Oke kembali ke si Dreyse, saat itu tentara Prusia memiliki keuntungan dengan memakai senapan ini. Apa untungnya? dengan mekanisme bolt-action, tentara Prusia dapat menembak dalam posisi tengkurap dengan mudah dan nyaman. Posisi menembak sambil tengkurap ini, membuat tentara Prusia lebih sulit ditembak musuh. Selain itu, dibandingkan dengan rifled musket, pengisian amunisi pada senapan bolt-action lebih mudah dan cepat.

Setelah sukses meraih kemenangan melawan Austria, negara lain juga mengikuti dan mengembangkan konsep senapan bolt-action. Pada tahun 1866,  Perancis merancang Fusil Modele 1866 "Chassepot" dengan konsep yang mirip dengan senapan Dreyse. Pada tahun 1870an, Dreyse mulai digantikan dengan senapan Mauser G71 yang lebih canggih.

Senapan Chassepot fusil modele 1866, senapan bolt-action pertama Perancis setelah memelajari desain senapan Dreyse


Drawbacks
Senapan dreyse juga memiliki kekurangan sebagai senapan bolt-action pertama di dunia. Bagian breech pada bolt mudah memuai sehingga gas hasil tembakan dapat bocor. Bocornya gas pembakaran mesiu ini selain mengurangi jarak efektif senjata (jarak efektif rifled musket mampu mencapai 1000m), juga dapat membuat wajah penembak terbakar.

Jarum pada dreyse juga mudah rusak. Kenapa bisa cepat rusak? tadi pada bab sebelumnya saya nulis kalo primer peluru dreyse berada di antara mesiu dan proyektil, bukan? Berarti untuk memicu primer, jarum dreyse perlu menembus mesiu terlebih dahulu dong, dan terekspos pemabakaran mesiu secara langsung. Konon, jarum ini hanya dapat bertahan tidak lebih dari 200 tembakan.

Terakhir pada bagian kertas casing amunisi. Kertas tadi diharapkan bisa terbakar sempurna saat tembakkan. Sayangnya, kertas tersebut terkadang menyisakan sedikit bagian setelah terbakar. Sisa kertas tadi akan bertumpuk bersama sisa pembakaran mesiu, membuat senapan menjadi lebih mudah kotor.

Hope You Guys Enjoyed The Article!
Cheers!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar