BLOGGER TEMPLATES AND Zwinky Layouts »

Senin, 25 Januari 2016

Anti Tank Warfare For Ground Infantry


Tank sudah ada sejak jaman perang dunia 1. Kendaraan ini memiliki daya penghancur dan menjadi momok bagi prajurit musuh.Nah bagaimana cara prajurit darat pada masa perang dunia 1 dan perang dunia 2 menghadapi monster besi ini? Kita akan melihatnya dalam postingan berikut. Enjoy~




Background

Tank Inggris pada pertempuran di Cambrai
Tank merupakan kendaraan tempur lapis baja yang mulai dikembangkan saat perang dunia 1. Kehadirannya mampu mengubah taktik dan persenjataan prajurit pada era modern. Sebagai kendaraan tempur berlapis baja, tentu tidak akan hancur dengan cara biasa. Ditambah lagi dengan perlengkapan berupa meriam dan machine gun melengkapi fungsi tank sebagai mesin penghancur di medan perang.


Perlu dirancangnya sebuah strategi dan senjata untuk dapat mengimbangi prajurit dalam menghadapi tank. Senjata yang ada umumnya dirancang agar mampu menembus armor tank yang tebal. Adapun seiring perkembangan armor tank yang semakin tebal dan canggih, setelah perang dunia 1,  dirancanglah amunisi yang dapat menimbulkan munroe effect (akan dijelaskan pada bab berikutnya).


First World War

Renault FT17 melintasi medan pertempuran pada perang dunia1

Taktik dan strategi anti-tank pertama lahir pada jaman perang dunia 1.  Sebagai negara yang pertama kali mengalami serangan tank pada saat itu, Jerman merancang senjata dan taktik untuk menghadapi mesin penghancur tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan Jerman adalah dengan 'Geballte Ladung' yaitu dengan menggabungkan beberapa granat menjadi satu dan diledakkan dengan pionir (granat utama) sebagai pemicu. Selain itu dirancang juga rifle anti tank dengan kaliber besar seperti dengan varian Mauser dengan kaliber 13mm. Sayangnya rifle ini mudah rusak hanya dalam beberapa tembakan dan recoilnya susah dikendalikan karena besarnya kaliber senjata tersebut.

Geballte Ladung pasukan Jerman. Merupakan kuumpulan granat yang digabung menjadi satu


Selain senjata baru dikembangkan untuk melawan tank, dikembangkan juga strategi yang dapat digunakan dalam era perang dunia 1. Salah satu strategi yang dapat digunakan menghadapi tank adalah dengan membangun parit untuk tank. Parit tersebut bukanlah untuk melindungi tank dari serangan musuh tentunya, melainkan agar tank tersebut kesulitan bergerak dan dapat dengan mudah ditembak dengan mortar ataupun artileri lain. Penggunaan ranjau juga diterapkan untuk dapat meledakkan bagian track (roda) pada tank.

Tank Inggris terjungkal saat mencoba melewati parit. Sebagian parit didesain agar menyulitkan pergerakan tank pada perang dunia 1.


Inter War Period and Shaped Charge Concept



Pada masa inter-war, konsep anti-tank semakin dimatangkan. Selain memanipulasi medan perang (seperti membuat parit), senjata senjata baru pun juga dikembangkan dalam masa itu. Peluru armor-piercing, yang sebelumnya hanya digunakan untuk menembak kapal tempur, juga dikembangkan dengan kaliber sekitar 37mm untuk digunakan pada meriam darat sebagai salah satu peluru standar. Pada masa interwar ini, terdapat juga rifle anti-tank dengan peluru kaliber besar (13-20mm) untuk digunakan oleh pasukan infanteri.

Armor piercing shell sendiri sejak dulu didesain dengan bagian ujung yang lebih keras agar dapat tahan dari shock akibat tumbukkan dengan armor kendaraan. Untuk dapat mencapai momentum yang cukup menembus armor dari tank,  peluru model ini juga dirancang agar dapat memperoleh kecepatan tinggi.

Animasi 'Munroe Effect pada armor tank perhatikan bagian yang berwarna kuning berupa jet stream yang dialirkan menuju armor


Peluru dengan konsep 'shaped charge' ini dikembangkan pada sekitar tahun 1930an. Shaped charge ini adalah peluru yang menerapkan 'Munroe Effect' untuk menembus armor tank. Tidak seperti armor-piercing yang mengandalkan momentum untuk menembus armor tank, munroe effect memberikan energi dan tekanan agar sisi dalam armor pecah atau berlubang dan melukai dan dapat membunuh kru tank didalamnya.

bagian tank setelah terkena shaped charge perhatikan bagian lubang yang terfokus pada bagian armor disamping area ledakkannya

Peluru 'shaped charge' ini  memiliki dua pemicu masing masing pada ujung dan pangkal peluru.dan rongga kosong di dalamnya. Saat peluru menghantam armor tank,bagian pemicu pada pangkal peluru meledak menghasilkan jet stream yang terfokus pada bagian armor tank. Peluru jenis ini tidak perlu memiliki kecepatan tinggi seperti armor-piercing, tetapi cukup sulit untuk dibuat. Kelemahan dari peluru ini juga tidak efektif apabila menghantam armor dari sudut yang salah dikarenakan jet stream yang dihasilkan tidak dapat fokus dialirkan ke armor tank. Pada jaman modern, terdapat pula armor yang dapat meredam jet stream tersebut.

World War II Era
Churchill Tank pada perang dunia 2

 Memasuki perang dunia 2, tank dan kendaraan berat lainnya menjadi salah satu komponen utama dalam pertempuran. Persenjataan anti tank menjadi salah satu perlengkapan standar. Dengan armor tank yang semakin tebal, pengembangan senjata anti tank ringan pun menuju konsep "recoilless rocket" seperti 'Bazooka' dan 'Panzerschreck'.Rifle anti tank sendiri sebenarnya masih digunakan pada perang dunia 2, tetapi umumnya untuk menembak kendaraan dengan armor yang lebih tipis ataupun sebagai senjata sniper.

Lahti L39, senapan anti tank pasukan Finlandia pada perang dunia 2.


M1 'Bazooka' Amerika Serikat

Terdapat juga kendaraan tank destroyer pada perang dunia 2. Kendaraan ini umumnya berupa meriam anti tank yang dipasang diatas chassis tank. Pengembangan kendaraan ini berdasarkan kebutuhan kru untuk memiliki artilery yang lebih mudah untuk berpindah tempat. Tank destroyer tidak memiliki turret yang dapat berputar namun sudut elevasi meriamnya bisa diatur. Ketidakmampuan turret untuk berputar membuat kendaraan ini sulit menembak tank pada posisi samping atau belakang.

Jagdpanther Jerman pada perang dunia2

Taktik yang digunakan untuk menghadapi tank juga beragam. Mulai dari rintangan untuk menyulitkan pergerakan tank, ranjau untuk meledakkan roda tank, hingga molotov yang digunakan untuk membakar kru tank dari dalam. Dengan adanya konsep pertempuran urban pada perang dunia 2, para prajurit juga dapat berinovasi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar baik untuk melakukan serangan mendadak ataupun melindungi diri dari gempuran tank.

Hope You Guys Enjoyed The Article!
Cheers!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar