BLOGGER TEMPLATES AND Zwinky Layouts »

Rabu, 08 Juli 2015

Volley Guns: The Dawn of Rapid Fire Part.2


Oke pada postingan sebelumnya (bisa dilihat di sini) gw nulis tentang volley gun, dan terakhir sudah sampai Ribauldequin. Sekarang kita akan melihat cerita dari volley gun ini hingga jaman modern sebelum era machine gun otomatis, enjoy~



Billinghurst-Requa Battery



Masih ingat dengan ribauldequin? Pada Perang Saudara Amerika, William Billinghurst dan Dr. Josephus Requa mengembangkan volley gun yang bentuknya seperti ribauldequin. Walaupun akhirnya tidak digunakan secara resmi, BRB digunakan oleh perqira yang mampu membelinya untuk menambah volume tembak pasukannya

Seperti volley gun lainnya, Billinghurst-Requa Battery gun digunakan untuk bertahan atau dalam posisi stasioner

 Bedanya dengan ribauldequin, Billinghurst Requa Battery (disingkat BRB, untuk mempermudah penulisan) memiliki jumlah barrel yang seragam yaitu 25, Selain itu, amunisi BRB sudah memiliki peluru dengan casing metal. BRB juga tidak memerlukan sumbu, melainkan dengan mekanisme caplock.

Clip peluru Billinghurst-Requa Battery gun


Proses pengisian pun lebih mudah. Berbeda dengan ribauldequin dimana setiap amunisi diisi dengan cara konvensional, peluru dimasukkan ke dalam chamber (pangkal barrel, tempat penyimpanan peluru siap tembak), lalu siapkan percussion cap, dan ketuk cap dengan pelatuk.

Peluru Billinghurst-Requa Battery gun . Lubang pada pangkal peluru untuk menangkap ledakan hasil ketukkan percussion cap

Senjata keren kayak gitu kenapa ga digunakan secara resmi oleh militer Amerika? Saat itu senjata volley gun masih terbilang baru dalam militer Amerika. Karena volley gun memuntahkan banyak peluru dalam waktu singkat, banyak jenderal dan perwira Amerika saat itu menganggap BRB akan membuat anggaran biaya untuk amunisi semakin besar sehingga banyak yang tidak setuju BRB menjadi artileri resmi militer union Amerika saat itu.

General James Wolfe Ripley, salah satu jenderal yang menolak  Billinghurst-Requa Battery gun menjadi artileri resmi pasukan Union




Mitrailleuse


Sekarang kita kembali ke dataran Eropa. Pada tahun 1851, Mitrailleuse (baca: mi-trei-yuu) didesain oleh Kapten Fafchamps dari Belgia. Senjata ini kurang populer karena jumlahnya yang sedikit dan tidak banyak digunakan dalam medan perang.

Gambar desain dari mitrailleuse


Tidak seperti Ribauldequin dan BRB, konfigurasi barrel mitrailleuse lebih rapat dan terkumpul pada satu tabung logam besar. Amunisi pada mitrailleuse dimuat dalam satu plat magasin. Berbeda dengan volley gun yang sudah saya tulis sebelumnya, mitrailleuse tidak ditembakkan secara berbarengan, melainkan dengan tuas, menghasilkan tembakan beruntun ketimbang seperti tembakan volley.

Bagian breech mitrailleuse, seperti Billinghurst-Requa Battery gun,, pengisian amunisi mitrailleuse hanya membutuhkan plat clip yang dimasukan pada magazine breech


Mitrailleuse hanya muncul saat perang Franco-Prussia. Peran mitrailleuse lebih seperti artileri spesial dan digunakan untuk senjata taktis spesial. Sayangnya karena memiliki komponen yang kompleks dan susah dibuat, mitrailleuse ini hanya dibuat sekitar 200 unit. Salah satu keunggulan dari mitrailleuse ini ialah jarak balistiknya yang lebih jauh dibandingkan dengan senapan dreyse Prussia saat itu yakni sekitar 1000m. Tidak lama kemudian, Mitrailleuse pun akhirnya terpaksa pensiun dini setelah munculnya machine gun otomatis.

Bonus: Nock Gun


Pada postingan sebelumnya ada satu volley gun yang lupa saya bahas di sini.  Tidak seperti volley gun lainnya yang berbentuk seperti artileri Nock gun adalah volley gun dalam wujud senapan dan dapat digunakan oleh satu orang. Didesain oleh James Wilson untuk angkatan laut Inggris pada tahun 1779, dan kata 'Nock' itu sendiri berasal dari Henry Nock, perusahaan manufaktur senjata ini.

Nock Gun merupakan musket tipe flintlock dengan tujuh barrel yang berhubungan satu dengan yang lain. Karena tipe senjatanya musket, maka senjata ini perlu diisi ketujuh barrelnya secara manual. Dengan satu tarikan pelatuk, barrel tersebut akan tersulut dan menembak secara bersamaan.

Kenapa Nock Gun hampir tidak pernah kedengaran? Karena ternyata Nock Gun lebih membahayakan penggunanya dibandingkan dengan sasarannya. Kok bisa? karena punya tujuh barrel, maka recoil yang dihasilkan lebih dahsyat dibandingkan dengan musket pada umumnya. Seringkali bahu pengguna pun mengalami dislokasi akibat senjata ini. Selain itu, senjata ini juga berat dan tidak praktis.

Nock Gun dengan support, salah satu solusi agar dapat menembak senjata ini tanpa perlu kehilangan bahu anda


Hope You Guys Enjoyed The Article!
Cheers!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar