Name: Arisaka type 44
Tipe: Bolt-action Rifle/ Carbine
Asal: Jepang
Periode Pemakaian: 1912-1945
Desainer: Arisaka Nariakira
Kaliber: 6.5x50mm Arisaka
Panjang: 96cm
Berat: 3.3kg
Kapasitas Magasin: 5 Peluru
Kecepatan Projektil: Sekitar 685m/s
Jarak Efektif: ~350m
Pengembangan
Setelah mengalami modernisasi senjata, taktik, dan prajurit, Jepang membentuk pasukan yang maju di Asia. Arisaka adalah senapan Jepang untuk menggantikan senapan Murata yang hanya memiliki kapasitas satu peluru dan agak sulit dioperasikan. Awalnya senapan ini muncul pada tahun 1906 dengan Arisaka tipe 38 (FYI, penamaan senjata berdasarkan dari tahun Shiki bukan tahun masehi). Senapan tipe 44 pun lahir dengan tipe karbin (senapan dengan panjang yang lebih pendek) sebagai senapan para pasukan berkuda. Senapan ini memiliki mekanisme bolt-action yang berarti memerlukan tuas untuk mengeluarkan dan mengisi dengan peluru yang baru. Kaliber peluru Arisaka cukup kecil dibandingkan dengan senjata buatan barat yang rata-rata memiliki kaliber 7mm. Akan tetapi peluru Arisaka menghasilkan luka yang serius karena konon peluru ini akan pecah ketika bertumbukkan dengan target. Dan karena kaliber yang kecil, daya hentak Arisaka tidak sebesar senapan bolt-action pada masanya.
Seorang kavaleri Jepang membawa Arisaka 44 di punggungnya |
Fitur
Arisaka type 44 memiliki beberapa fitur yang unik... dari yang keren hingga yang agak mengganggu. Senapan ini sudah dilengkapi bayonet yang dapat dilipat (FYI, umumnya bayonet adalah bagian terpisah dari senjata api). Banyak sejarawan berpendapat bahwa bayonet ini selain berfungsi sebagai senjata jarak dekat sebagai mestinya sebuah bayonet berfungsi, bayonet juga sebagai simbol semangat bushido dan samurai Jepang (fun facts: tentara Jepang mayoritas berasal dari kalangan petani, diharapkan bayonet ini membuat mereka berdedikasi sebagai prajurit.).
Bayonet Arisaka |
Keunikan senjata ini juga terdapat dari segi estetis. Pada setiap senjata buatan Jepang, terdapat logo kekaisaran Jepang. Logo ini menjadi simbol bahwa senjata ini merupakan "hadiah" dari dewa (kaisar dianggap keturunan Amaterasu oleh masyarakat Jepang). Pada akhir perang dunia 2 logo ini dihilangkan sebagai simbol menyerah kepada sekutu pada akhir perang dunia 2.
Logo kekaisaran dengan nama tipe yang ditulis dalam huruf kanji |
Salah satu fitur yang keren dan berguna secara teori namun tidak secara praktis. Setiap senapan Arisaka memiliki selubung pada bagian bolt untuk melindungi dari debu yang dapat membuat senjata macet. Inovasi ini memang sukses mencegah debu dan kotoran masuk ke dalam senapan. Penutup ini berisik ketika digunakan dan dapat membuat posisi penembak terdeteksi. Dan terkadang penutup ini sering membuat macet bagian bolt. Singkat cerita, banyak prajurit yang melepas selubung ini karena agak mengganggu performa mereka.
Close up dust cover Arisaka (bawah) |
Operasional
Senjata ini menjadi senapan utama pasukan berkuda Jepang pada perang dengan Cina (prajurit berkuda pada tentara modern masih ada dan berakhir pada perang dunia 1). Senapan ini juga menjadi senjata utama pada kampanye Jepang di Asia Tenggara dan perang pasifik. Senjata ini juga digunakan oleh orang Indonesia ketika menghadapi agresi militer Belanda dengan mengambilnya dari militer Jepang. Banyak dari senapan ini dibuang ke laut/ hanya menghilangkan logo kekaisaran pasca perang dunia 2 dan kini menjadi incaran para kolektor senjata.
Serdadu Jepang menggunakan Arisaka 44 pada perang pasifik |
Hope you guys enjoyed the article!
Cheers!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar